close

Friday, November 22, 2024

author photo
Crazy Water Park
Seorang anak asal Gaza berfoto di Crazy Water Park pada bulan Juni 2010. (sumber foto: APA Images)

PojokReview - Bulan Mei 2010, sebuah wahana air berdiri barat Kota Gaza, Palestina. Wahana ini dibuat dari bahan-bahan bekas bangunan yang hancur dilanda perang saudara Palestina (lebih dikenal dengan nama Konflik Fatah vs Hamas pada tahun 2006 - 2007), serta perang Palestina vs Israel (2008-2010, perlu dibedakan dengan konflik yang terjadi saat ini yakni Hamas vs Israel). 


Saat taman ini dibangun Otoritas Palestina, saat itu sedang terjadi negosiasi damai antara Otoritas Nasional Palestina (diwakili Mahmoud Abbas) dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Taman ini dibangun dengan biaya sekitar 2 juta Dollar Amerika atau setara dengan Rp 31 Triliun dalam waktu 6 bulan.


Sampai akhirnya, wahana tersebut berdiri dan diberi nama Crazy Water Park, sebuah oase di tengah gurun pasir yang menyelimuti Gaza. Ketika grand opening di Mei 2010, tempat ini "diserbu" masyarakat Gaza. Yah, wajar saja dengan cuaca rata-rata 40 derajat Celcius, adanya sebuah Water Park menjadi magnet yang sangat kuat untuk masyarakat setempat.


Crazy Water Park sebenarnya hanyalah salah satu taman rekreasi yang secara bersamaan dibangun di Gaza untuk mengembalikan keadaan keuangan daerah tersebut yang benar-benar rusak karena dua perang berurutan. Pusat-pusat pariwisata yang dibangun otoritas Palestina di Gaza saat itu antara lain resor mewah di pantai utara Gaza bernama Al-Bustan, Kota Wisata Bisan yang juga berada di utara Gaza.

Crazy Water Park
Crazy Water Park saat aktif beroperasi (Mei 2010 - Agustus 2010, sumber foto: TaghribNews)

Sedangkan Yayasan Islam yang berafliasi dengan Hamas juga membangun toko, supermarket, restoran, daerah pertanian, dan sebagainya di Gaza. Pembangunan yang sangat besar, secara total menghabiskan hingga 20 juta Dollar Amerika atau sekitar Rp. 310 triliun.


Selain itu juga ada Beach Club yang didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di pantai Gaza. Semuanya ditujukan untuk memperbaiki keadaan Gaza yang rusak karena perang. Ditulis oleh Reuters, telah terjadi ledakan pembangunan untuk kategori fasilitas rekreasi di Gaza saat itu, jauh lebih banyak daripada pembangunan infrastruktur misalnya. Penyebabnya, para investor lebih banyak breinvestasi pada fasilitas rekreasi di Gaza, khususnya Crazy Water Park.



Sayangnya, sejumlah wahana yang disebut di atas hanya berusia pendek. Salah satu yang terpendek tentunya Crazy Water Park. Kenapa bisa?


Crazy Water Park Dibakar


Crazy Water Park
Crazy Water Park di hari penutupan, Agustus 2010 (sumber foto: Spiegel)

Total pekerja asal Gaza yang bekerja di Crazy Water Park (CWP) Gaza adalah sejumlah 106 orang. Selain itu, ada juga 80-an pedagang yang menjual makanan, minuman, dan shisha (rokok dengan pipa air asal Timur Tengah) di dalam area Crazy Water Park(CWP). Gaji karyawan di CWP dilaporkan berkisar di angka $300 atau sekitar Rp5 juta, menjadi angka penghasilan tertinggi untuk rata-rata karyawan biasa di Gaza.


Kafe-kafe yang ada di dalam CWP juga ramai dikunjungi. Mulai dari laki-laki sampai perempuan juga penikmat kopi dan shisha yang ditawarkan di setiap kafe di dalam CWP. Anak-anak hingga dewasa memenuhi 3 kolam renang besar dan 3 seluncuran yang ada di dalam CWP.


Baru dibuka akhir Mei, warga Gaza yang berada di luar wilayah CWP mulai protes. Mereka menyebut biaya pembangunan CWP harusnya bisa membangun 10 buah rumah susun (rusun) karena warga Gaza lebih banyak kehilangan rumah. Masyarakat butuh rumah, bukan hiburan, begitu yang dikatakan warga tersebut.


Namun, usaha tersebut tetap jalan dan menyumbang pajak cukup besar untuk pembangunan Gaza dan Palestina secara keseluruhan. Sampai akhirnya tiba di awal bulan Agustus 2010, saat Hamas menutup semua jenis tempat rekreasi yang "tidak Islami" seperti klub pantai, klub kuda, resort mewah, sampai tidak ketinggalan Crazy Water Park.


Crazy Water Park
Kamar ganti di Crazy Water Park ketika aktif beroperasi. (sumber foto: Spiegel International)


Alasan pertama, Hamas mengharamkan adanya kolam renang campur di tanah Palestina. Kedua, adanya aturan bahwa perempuan, walaupun anak-anak, juga tidak diperkenankan memakai baju renang (apalagi terbuka) di tanah Palestina. Dan alasan ketiga, ditemukan ibu-ibu asyik mengisap Shisha di kafe CWP, di mana hal tersebut diharamkan di tanah Palestina.


Dengan tiga alasan utama (serta sejumlah alasan tambahan), maka Agustus 2010, Crazy Water Park ditutup paksa oleh Otoritas Hamas. Namun, beberapa hari setelah penutupan, CWP "diam-diam" beroperasi kembali. Salah satu pemicunya adalah wilayah "pantai Islami" di pantai Gaza yang tetap beroperasi, dan (kebetulan) rekreasi tersebut dikelola oleh yayasan yang berafliasi dengan Hamas.


Crazy Water Park
Salah satu kafe Shisha di Crazy Water Park yang hancur terbakar. (foto: Fox News)

Akibatnya, sebanyak 40 orang bertopeng datang di pukul 3 pagi, 19 September 2010 ke Crazy Water Park. Mereka menghajar dan mengikat para security di tempat tersebut, lalu menghancurkan seluncuran air, membakar gedung administrasi dan kafetaria, serta merusak area kolam. Sebanyak 10 orang karyawan setempat dilaporkan menjadi korban dari serangan ini.


Esoknya, juru bicara Kementerian Dalam Negeri dari otoritas Hamas mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki penyerangan di Crazy Water Park dan mengatakan bahwa Hamas tidak ada kaitan dengan penyerangan yang dilakukan 40 orang bertopeng tersebut.


Crazy Water Park
Wilayah CWP yang hancur dan terbakar. (sumber foto: NBC News)


Saat ini, CWP sudah benar-benar hancur akibat perang tak berkesudahan antara otoritas Hamas dengan Israel. Sedangkan Otoritas Palestina di Tepi Barat (Fattah), masih dalam "konflik beku" dengan Hamas, juga memilih tidak peduli dengan keadaan CWP dan sejumlah pusat rekreasi yang tadinya dibangun di Gaza.


Fakta uniknya adalah, pemilik saham mayoritas di Crazy Water Park adalah Alladin Mohammed al-Araj yang merupakan mantan menteri Ekonomi untuk otoritas Hamas, saat era perang saudara Fatah-Hamas, 2006-2007.

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post