Pojok Review - Ada sebuah cerita menarik (bahkan lucu) terjadi di Tiongkok.
Diceritakan oleh Michelle Zhou, seorang warga Tiongkok lewat media sosial Quora, awalnya di tahun 2012 silam terjadi sebuah kecelakaan lalu lintas yang sangat besar di daerah Shan Xi, Tiongkok.
Total korban meninggal mencapai 36 orang, belum ditambah yang luka-luka.
Masalahnya adalah, foto ketika pejabat setempat datang ke lokasi kecelakaan.
Fotonya sambil tersenyum, padahal kecelakaan itu membuat 36 orang warganya meninggal dunia.
Hal ini membuat warganet Tiongkok kesal, lalu mencari tahu latar belakang "lelaki tersenyum" tersebut.
Hasilnya, netizen Tiongkok mengumpulkan foto-foto pejabat yang tersenyum tadi menggunakan sejumlah jam tangan mewah dengan harga kisaran Rp20 juta hingga Rp.100 juta.
Seharusnya, jam tangan dengan harga tersebut sangat mustahil bisa dibeli dengan gaji seorang pejabat daerah.
Mahasiswa melakukan pengajuan permohonan pengungkapan informasi pemerintah ke departemen keuangan provinsi setempat.
Tujuannya, agar "pejabat tersenyum di kecelakaan lalu lintas besar" itu bisa diperiksa kekayaannya, dan tentunya sumber pendapatannya.
Masalahnya, "pejabat tersenyum" itu menolak pemeriksaan dan mengakui bahwa jam tangan tersebut ia beli dengan pendapatannya sendiri.
Itu justru memancing pemerintah pusat di Beijing ikut turun tangan.
Hasilnya, sosok yang "awalnya" diberi gelar "smile-official" (pejabat yang tersenyum) ini diperiksa dan diketahui melakukan korupsi. Ia ditangkap dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.
Ternyata, wajahnya memang seperti itu. Ia memang memiliki wajah yang 'terkesan' tersenyum. Lihat ekspresi "default" wajahnya ketika ditangkap di bawah ini.
Karena itu, agar tidak menyinggung fisik, pejabat satu ini diberi gelar "the bro with watches" (pria dengan jam tangan).
Kasus Kedua: "The Bro without watches"
Kasus ini lebih lucu lagi, yakni ketika Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, datang ke lokasi gempa bumi, dan tentunya didampingi oleh pejabat setempat.
Fotonya dipublish di media, dan tentunya pejabat setempat itu tidak menggunakan jam tangan. Tapi, bisa dilihat, di tangannya bekas jam tangan terpapar nyata, dan juga terlihat ada benda seperti jam tangan di dalam kantongnya.
Lihat foto di bawah ini.
Mungkin dengan melepas jam tangannya ketika tahu akan difoto oleh media, lelaki ini merasa bisa lepas dari petaka.
Justru, bekas jam tangan itu yang memancing petaka.
Netizen Tiongkok lalu mencari foto-foto lama si pejabat, dan menemukan bahwa pejabat ini juga memiliki jam tangan yang harganya hingga ratusan juta.
Kondisinya sama, ia juga ditangkap, lalu dijatuhi hukuman penjara.
Bedanya adalah, gelar yang diberikan netizen dan media untuknya. Yakni, "Bro without watches" (pria tanpa jam tangan).
Setelah dua kejadian tersebut, para netizen di Tiongkok terus mencoba membantu pemberantasan korupsi di negerinya dengan memanfaatkan media sosial.
Sepertinya, cara ini ampuh juga digunakan di Indonesia, bukan?
This post have 0 komentar