Mahjoub Mahjoubi, ulama asal Tunisia yang tinggal di Prancis. (Foto: Times Now) |
Pojok Review - Seorang ulama asal Tunisia yang tinggal di Prancis bernama Mahjoub Mahjoubi dideportasi dari Prancis setelah ditangkap aparat hukum negara tersebut belum lama ini.
Mahjoub Mahjoubi adalah seorang imam kota, di sebuah kota kecil bernama Bagnols-sur-Ceze, wilayah selatan Prancis. Mahjoub Mahjoubi yang memiliki lima orang anak ditangkap sekeluarga, lalu dideportasi kembali ke Tunisia.
Bahkan, setelah itu, ia "diharamkan" untuk menginjakkan kakinya kembali ke tanah Prancis. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan hal tersebut?
Penyebab ditangkapnya Mahjoub Mahjoubi ini adalah tersebarnya video yang menampilkan dirinya sedang ceramah di salah satu masjid di Bagnols-sur-Ceze. Di hadapan para pendengar ceramahnya, Mahjoub Mahjobi yang menggunakan "kerudung" berwarna putih menyebutkan bahwa bendera Prancis merupakan perwujudan setan.
Ia menambahkan, Allah tidak pernah peduli dan menganggap bendera tersebut sebagai sesuatu yang bernilai apapun.
Karena itu, ia mengharap warga Prancis yang beragama Islam dan mendengarkan ceramahnya agar tidak perlu lagi menghormati atau mengibarkan bendera tersebut di daerah itu.
Video tersebut viral bahkan ditayangkan di televisi nasional Prancis, yakni BFM TV. Anda bisa melihat beritanya dan video tersebut di link ini: BFM TV .
Hasilnya, warga negara Prancis bereaksi di X, bahkan Menteri Dalam Negeri Prancis bernama Gerald Darmanin juga ikut mencuit di X. Tidak lama setalah itu, pemerintah negara Prancis segera mengambil sikap dengan menangkap Mahjoub Mahjoubi.
Gerald Darmanin bahkan menyebutkan setelah ini UU Imigrasi perlu diperbaharui lagi. Agar, kejadian serupa tidak terjadi lagi di Prancis. Lewat akun X-nya, Gerald Darmanin menegaskan Mahjoub Mahjoubi bahkan langsung diusir dari Prancis tidak sampai 12 jam setelah penangkapannya.
Screenshoot X (dulunya Twitter) akun Gerald Darmanin menjelaskan pengusiran Mahjoub Mahjoubi |
Media lainnya, BBC dan France24 menyebutkan bahwa ajaran sang imam tersebut mempromosikan kemunduran, tidak toleran, kekerasan, dan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Republik Prancis.
Tidak hanya itu, di video tersebut Mahjoub Mahjoubi juga menyebutkan "Yahudi adalah musuh" maka harus diperangi. Padahal, selain menerima imigran Muslim, Prancis juga menerima imigran Yahudi.
Pemerintah Prancis menggunakan istilah withdrawal into identity (menarik diri ke identitas) untuk Mahjoub Mahjoubi. Istilah tersebut digunakan untuk memperhalus pengistilahan negara tersebut untuk sebagian besar imigran Muslim yang menolak berbaur dengan budaya setempat, dan tetap memaksakan "aturan dan budaya" dari agama dan ideologi yang dianutnya.
Demo tuntutan imigran Muslim agar Prancis menerapkan hukum syariah di negaranya |
Hasilnya, kerap terjadi ketegangan antara imigran Muslim dengan warga Prancis. Puncaknya, beberapa tahun terakhir, demonstrasi sejumlah pemeluk Muslim agar Prancis "diubah" menjadi negara syariah kerap terjadi.
Tidak hanya itu, Prancis juga sudah cukup "fobia" dengan beberapa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh imigran Muslim di negara tersebut. Mulai dari penembakan di kantor tabloid, sampai bom bunuh diri yang menewaskan ratusan orang di jantung kota Paris.
Sejumlah warga Prancis di media sosial mereka menyatakan bahwa ada 52 negara di dunia yang menerapkan hukum syariah. Pertanyaannya, kenapa para imigran ini tidak datang ke tempat itu, malah membuat keonaran di Prancis?
Demo agar Prancis menerapkan syariah (sumber: India Times) |
Prancis juga menolak adanya penggunaan atribut agama di muka umum, seperti hijab, kalung salib (rosario), atribut bintang daud, dan sebagainya. Hal ini juga "hanya" diprotes oleh imigran Muslim.
Kabar buruknya adalah, bila Anda adalah seorang Muslim dan berasal dari negara yang mayoritas Muslim (apalagi jelas-jelas Negara Islam) mungkin sedang bermimpi untuk jalan-jalan ke Menara Eiffel, atau mungkin ingin kuliah di Prancis, maka sebaiknya urungkan dulu niat Anda dalam waktu dekat ini.
Karena, sepertinya visa dari Prancis akan sulit didapatkan untuk calon imigran baru, apalagi yang beragama Muslim. Anda bisa berterima kasih pada Mahjoub Mahjoubi dan terorisme yang membuat ulah di Prancis untuk kesulitan ini.
This post have 0 komentar