Siput lava atau siput kaki bersisik besi |
Pojok Review - Makhluk hidup yang ada hari ini adalah hasil evolusi selama berjuta-juta tahun. Proses beradaptasi dan bertahan hidup dengan lingkungan sekitarnya membentuk struktur fisik makhluk hidup yang ada hari ini.
Dengan teori seperti itu, tentunya akan hadir pula makhluk hidup baru yang terbentuk lewat proses adaptasi dengan lingkungannya. Untuk itu, Anda perlu berkenalan hewan yang satu ini.
Dia adalah siput lava, atau sering pula dikenal dengan nama siput kaki bersisik besi. Tentunya, ia masih anggota kelas moluska gastropoda, sebagaimana siput yang sering Anda lihat di selokan atau di sawah. Namun, seperti namanya, ia memang hidup di dalam lubang vulkanik yang berada di bawah air.
Dengan kata lain, hewan satu hidup dalam suhu sangat tinggi mencapai 750 derajat farenheit, juga memiliki tingkat keasaman yang tinggi, tekanan yang tinggi, serta minim oksigen. Hal itu menjadikan lubang vulkanik atau hidrotermal ini tidak memungkinkan untuk ditinggali oleh makhluk hidup.
Siput Lava dengan Cangkang Besi
Siput lava atau siput kaki bersisik besi |
Siput lava menjadi satu-satunya makhluk hidup yang mampu bertahan dalam lubang vulkanik tersebut. Maka, tubuhnya beradaptasi dengan kebutuhan lingkungannya. Salah satunya adalah cangkang besi yang menjadi pakaian zirahnya menghadapi situasi yang sangat ekstrim di lubang vulkanik.
Siput lava atau siput kaki bersisik ini memiliki nama latin Chrysomallon Squamiferum. Spesies ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001, dan saat itu disebut sebagai gastropoda kaki bersisik. Baru tahun 2015 lalu spesies ini diberi nama Chrysomallon Squamiferum.
Cangkangnya mengandung lapisan besi sulfida yang mampu melindunginya dari cairan panas, hingga predator. Setidaknya, ada tiga lapisan cangkangnya, yakni lapisan dalam yang mengeras, lapisan tengah (organik), dan lapisan besi sulfida. Tapi, cangkang besi layaknya pakaian perang ini bukan satu-satunya perlindungan dirinya terhadap lingkungannya yang ekstrim.
Siput ini juga memiliki "baju besi" lainnya di bagian kaki seperti sisik. Hal itu menjadikannya lebih tahan terhadap panas suhu dan "lantai" tempat ia berjalan atau menempel. Terakhir, ia memiliki jantung yang berukuran 4% dari total besar tubuhnya. Itu menjadikannya sebagai hewan dengan rasio jantung terbesar di muka bumi.
Masuk Kategori Terancam Punah
Meski baru ditemukan, siput kaki bersisik besi ini ternyata sudah masuk kategori terancam punah. Hal itu sebagai dampak dari aktivitas pertambangan panas bumi di lubang hydrotermal yang merupakan habitat asli siput ini.
Perlu dicatat bahwa spesies satu ini tidak hidup di banyak tempat. Ia hanya tinggal di tiga titik lubang vulkanik di kedalaman 2.900 di bawah permukaan laut Samudera Hindia. Lebih tepatnya, hewan ini hanya hidup di tiga tempat berikut ini.
Tiga tempat di mana siput kaki bersisik hidup (titik warna merah/sumber Wikipedia) |
Karena itu, pengawasan terhadap hewan ini menjadi lebih ketat untuk menghindari kepunahan. Uniknya, kecanggihan dari cangkangnya justru menginspirasi militer Amerika untuk membuat pelindung serupa.
Ikuti PojokReview.com di Google News
This post have 0 komentar