Ilustrasi Keris (sumber foto. pojokseni.com) |
pojokreview.com - Keris, nyatanya bukan hanya dikenal karena keindahan bentuknya, tapi juga kekuatannya. Keris terbaik bahkan mampu membelah kaca, juga besi. UNESCO mengakui keris sebagai masterpiece of intangible heritage of humanity, karena keris juga bukti peninggalan sejarah tingginya pengetahuan leluhur Indonesia era dulu.
Di Borobudur misalnya, terukir relief bagaimana cara membuat keris. Juga bagaimana para empu mengajarkan siswanya untuk bisa membuat keris yang baik dan benar. Keris, yang mulanya adalah senjata untuk pertempuran satu lawan satu, berubah menjadi semacam jimat hingga penunjuk kekuatan. Keris raja misalnya, akan menjadi warisan bagi raja berikutnya, tanda tahta telah berpindah tangan.
Belum cukup sampai di situ. Para empu harus bertapa dan berpuasa menahan lapar juga dahaga sebelum membuat sebuah keris. Harus ada isyarat dari alam, atau mungkin dari Tuhan, sebelum empu membuat sebuah keris.
Tapi, UNESCO nyatanya tidak hanya melihat sisi mistiknya. Faktanya, teknologi pembuatan keris adalah salah satu yang terbaik di zamannya. Tidak hanya satu jenis logam yang menjadi sebuah keris, tapi berbagai jenis logam dengan pencampuran yang tepat, takaran yang tepat. Itu yang disebut teknologi metalurgi, yakni ilmu atau kaidah tentang pencampuran berbagai jenis logam.
Teknik metalurgi dikenalkan oleh Eropa pada abad ke-11. Namun, berbagai peneliti menemukan bahwa empu pembuat keris sudah mengenal teknik metalurgi ini setidaknya sejak abad ke-5. Itu berarti, leluhur di Nusantara sudah meninggalkan Eropa selama 6 abad untuk urusan teknologi metalurgi. Mungkin Anda juga sudah pernah mendengar bagaimana peneliti Jerman menemukan adanya titanium di dalam keris yang dibuat abad ke-6 di Nusantara. Bagaimana caranya?
Apakah Turun ke Generasi Berikutnya?
Hari ini, ilmu metalurgi sudah tidak hanya membuat senjata. Berbagai hal lainnya, dari kendaraan, sampai wadah makanan juga menerapkan ilmu metalurgi. Indonesia juga mempelajari ilmu metalurgi, tapi ilmu metalurgi baru yang didapatkan dari Barat.
Tidak tercatat ada perkembangan metalurgi yang didasarkan dari teknologi pembuatan keris abad ke-5. Bukan berarti buku pembuatan keris sudah tidak ada lagi. Anda mungkin masih bisa menemukannya di toko buku, walaupun cukup sulit. Bahkan, buku tersebut juga cukup sulit ditemukan di toko buku kenamaan seperti Gramedia misalnya.
Tidak hanya itu, buku pembuatan keris (plus metalurginya) di hari ini juga masih mempertahankan bagaimana pembuatan keris di belasan abad silam. Ditambah lagi, para pembelinya masih terbatas, hanya orang-orang yang terkait dengan keris: kampus yang ada pembahasan keris, keturunan pembuat keris, kolektor keris, dan penjual keris.
Mungkin bila abad ke-5 teknologi kita sudah sedemikian canggih, sampai para empu menemukan bahan titanium, bagaimana di abad 21?
This post have 0 komentar