PojokReview - Dalam beberapa literatur, sangat populer disebut sebuah negeri yang hilang bernama Atlantis. Sebuah negeri yang memiliki teknologi jauh melampaui zamannya, namun entah kenapa tiba-tiba menghilang ditelan bumi. Meski demikian, banyak ahli sejarah bersepakat bahwa kisah tentang negeri yang hilang bernama Atlantis itu hanya sebuah mitos, alias bukan fakta yang bisa diidentifikasi kebenarannya.
Apa saja yang dikenal orang dari Atlantis si negeri hilang tersebut? Berikut beberapa mitos tentang Atlantis yang oleh banyak orang diklaim sebagai fakta.
Atlantis berada di Pulau Raja Atlas
Ada sebuah pulau bernama Pulau Raja Atlas yang dimiliki Raja Atlas, dan negeri tersebut bernama Atlantis. Konsep tentang negara Atlantis ini dikenal mulai tahun 360 SM. Atlantis berada di pulau yang disebut berdekatan dengan Afrika dan Asia, dan pulau yang dimaksud sekarang secara geografis berada di dekat Jabal Musa, Maroko.
Negara tersebut sudah mampu membangun gedung yang menjulang mencakar langit di era tersebut. Teknologi dan kecerdasan dari warga Atlantis membuat Raja Atlas mampu menguasai pulau-pulau di sekitarnya. Bahkan, karena memimpin raja-raja lainnya, Raja Atlas menjadi seorang Maharaja Diraja.
Karena haus akan kekuasaan dan ingin terus memperbesar wilayah, Raja Atlas mencoba untuk menguasai Yunani. Raja Atlas mengirim pasukan dalam jumlah besar dari Atlantis ke Yunani, tepatnya ke Athena kuno. Namun, Athena sudah bersiap dengan serangan Atlantis dan berhasil memukul mundur pasukan tersebut.
Namun, itu bukan serangan pertama. Raja Atlas masih terus mencoba menyerang Yunani berkali-kali, didukung oleh raja-raja di pulau sekelilingnya. Beberapa kali peperangan membuat Yunani mulai melemah. Rakyat Athena lalu meminta bantuan dengan cara berdoa pada dewa-dewa.
Dewa-dewa diceritakan mulai membenci Atlantis yang gemar berperang tersebut. Lalu, para dewa menghukum Atlantis dengan membuat gempa bumi yang sangat besar semalaman. Lalu, perlahan-lahan pulau Atlantis tersebut tenggelam ke samudera. Samudera itu yang kemudian disebut Samudera Atlantik.
Kisah tersebut berada di buku yang ditulis Plato yakni Timaeus. Dialog Timaeus ditujukan untuk menceritakan tentang contoh masyarakat yang sempurna (dalam hal ini Athena kuno), dan contoh masyarakat yang tidak sempurna dan haus kekuasaan (dalam hal ini Atlantis). Akhirnya, kisah yang buruk selalu menempel pada tokoh antagonis. Raja Atlas bersama rakyatnya tenggelam ke dasar laut.
Atlantis berada di benua Mu
Selain diduga berada di pulau, Atlantis juga sempat disebut oleh banyak pihak berada di benua Mu. Dalam cerita yang satu ini, benua Mu berada di Samudera Pasifik, tepat di atas Pulau Papua. Yah, di tengah Samudera yang kosong tersebut terletak sebuah benua yang jauh lebih besar dari Benua Eropa, Australia, bahkan lebih besar dari Amerika Selatan. Besarnya nyaris sama dengan Benua Afrika, hanya sedikit lebih kecil dari Benua Asia.
Kisahnya ditulis oleh Augustos Le Plongeon, seorang penulis Inggris yang kemudian tinggal di Amerika. Ia mengaku telah menerjemahkan kitab kuno K'Iche milik suku Maya yang menceritakan tentang benua Mu yang hilang tersebut.
Augustus menyebut bahwa bangsa Atlantis yang disebut Plato dalam dialog Timaeus tersebut adalah bangsa yang menghuni benua Mu yang telah hilang tersebut. Meski demikian, ilmuwan lain seperti James Churchward membantah hal tersebut. Chuchward menyebut, ketika benua Mu perlahan tenggelam, penduduknya berpindah ke Amerika Selatan, lalu sampai ke Afrika.
Sisa-sisa peradaban di benua yang hilang tersebut, diklaim saat ini berada di Amerika Selatan dan kepulauan Hawai. Pulau Paskah, budaya suku Maya, Inca, Aztec, dan sebagainya, diklaim sebagai peninggalan dari Atlantis tersebut.
Kesimpulan
Kedua cerita ini, baik pulau Atlas yang disebut Plato, ataupun Benua Mu yang disebut Augustus le Plongeon, hingga saat ini masih dianggap sebagai pseudo-sejarah. Tidak ada bukti yang bisa memastikan cerita tersebut adalah kisah fiksi, atau mungkin nyata. Satu-satunya yang bisa dipastikan oleh ahli sejarah saat ini ialah, kisah-kisah dari Atlantis tersebut kemungkinan hanyalah ilustrasi (alegori) dari Plato tentang masyarakat yang dibenci dewa.
Tidak hanya dua cerita tersebut, juga masih banyak cerita lain yang menyebutkan Atlantis. Ada yang menyebut Atlantis berada di Samudera Hindia, tepat di dekat India. Ada juga yang menyebutnya di laut Jawa. Ceritanya akan berakhir dengan ending yang sama, ada gempa bumi lalu pulau atau benua Atlantis tersebut akan perlahan-lahan turun hingga tenggelam ke dasar lautan.
Meski ada sejumlah artikel yang mengklaim keberadaan Atlantis itu "nyata", namun bukti yang disodorkan masih terlalu lemah. Bahkan, banyak yang simpang siur seperti ada yang menyebut Atlantis itu dihuni oleh ras kulit putih, ada juga yang menyebut dihuni oleh ras kulit hitam. Dan masih banyak simpang-siur lainnya yang justru bertabrakan dengan fakta sejarah yang terus ditemukan beberapa waktu terakhir.
This post have 0 komentar