Metode latihan Milo dari Croton |
PojokReview.com - Kebanyakan orang akan belajar ketika menjelang ujian, tes, atau semacamnya. Mereka akan belajar selama berjam-jam, mencoba membaca apa yang bisa dibaca, kemudian bacaan tersebut menguap keesokan harinya.
Ada juga yang berlatih tubuhnya, mungkin di gym, atau lainnya. Kedatangan pertama, langsung mengangkat beban yang beratnya nyaris seberat tubuhnya sendiri. Lalu, badannya terasa sakit semua.
Intinya, ada banyak cara untuk orang-orang tersebut belajar atau berlatih dengan tujuan memenangkan sesuatu. Yah, untuk menjadi seorang juara
Bagaimana seorang Leonel Messi bisa menjadi pemain terbaik dunia? Bagaimana seorang Christiano Ronaldo bisa menjadi pencetak gol terbanyak di dunia? Bagaimana cara Taufik Hidayat bisa menjadi jawara dunia bulu tangkis? Apa yang mereka lakukan?
Tepatnya, mereka berlatih setiap hari. Namun, berlatih dalam kadar yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Apakah Anda ingin menjadi juara, atau mungkin mengarahkan anak Anda untuk menjadi juara?
Metode latihan Milo dari Croton
Sebelum menjelaskan metode apa ini, mungkin lebih tepat bila kita mencari tahu dulu siapa sebenarnya Milo dari Croton ini. Yah, tahu minuman susu untuk menjadi "kuat" bermerek sama dengan nama orang ini? Karena nama Milo identik dengan kekuatan yang tiada banding di era Yunani kuno dulu. Ia tak terkalahkan dan menjadi juara olimpiade cabang gulat di Yunani kuno sepanjang 6 kali berturut-turut.
Sebuah rekor yang fantastis dan sangat sulit diikuti itu, ternyata sudah diukir sejak sebelum masehi. Alias, lebih dari 2000 tahun lalu. Apa yang dilakukan Milo dari Croton ini?
Milo berasal dari kota Croton di Yunani. Ia dikenal sebagai pegulat terhebat di abad ke-6 sebelum masehi. Kemenangan berturut-turut, dan juga berhasil mendapatkan medali emas 6 kali berturut-turut. Ia selalu dielu-elukan, baik di Croton, maupun di seluruh Yunani. Nyaris tidak ada yang mampu mengalahkannya.
Bagaimana proses latihan Milo? Ketika masih muda, ia berlatih mengangkat bayi sapi sambil berjalan. Tahu berapa berat bayi sapi? Paling berat adalah 35 kg, dan itu adalah berat yang bisa dipikul oleh manusia dewasa. Sedangkan samsak karet yang ukuran sedang saja beratnya 50kg!
Sedangkan bayi sapi yang diangkat oleh Milo sejak awal itu beratnya sekitar 20-25 kg saja. Kurang lebih bobotnya hanya seberat galon berisi air penuh di rumah kita. Tentunya, seorang pegulat profesional akan ditertawakan bila latihan dengan mengangkat galon air minum penuh bukan? Bayangkan saja, seorang ibu rumah tangga saja bisa mengangkat galon berisi air penuh tersebut.
Seperti itu juga nasib Milo ketika di awal memutuskan latihan dengan mengangkat bayi sapi yang baru lahir. Ia ditertawakan oleh teman-temannya. Tapi ia tak peduli, ia terus berlatih.
Ia terus menggendong sapi yang sama selama bertahun-tahun. Berat sapi tersebut bertambah sedikit demi sedikit, begitu juga kekuatan Milo. Pada akhirnya, ia menggendong seekor sapi besar dengan mudah. Bahkan hingga sapi yang digendongnya memiliki bobot jauh lebih berat daripada yang diangkat oleh lawan-lawannya. Sapi yang digendongnya berukuran sangat jumbo, kira-kira seperti sapi limosin yang bobotnya di atas 700 kg, bahkan ada yang sampai 1000 kg, alias 1 ton!
Milo mengangkatnya dengan cukup mudah, dan itu membuat orang-orang menjadi kagum. Namun, tidak banyak yang mengikuti perjalanannya mengangkat sapi yang sama sejak masih bayi. Pertumbuhan bobot bebannya bersamaan dengan pertumbuhan kekuatannya selama bertahun-tahun.
Proses belajar sedikit demi sedikit, tapi terus meningkat
Apa yang bisa kita pelajari dari teknik belajarnya Milo dari Croton? Yah, sedikit demi sedikit, tapi harus terus meningkat di setiap waktunya. Latihan hari ini, dan latihan keesokan hari mesti memberikan hasil yang berbeda. Jangan sampai, Anda hari ini dengan Anda di 10 tahun kemudian adalah orang yang sama.
Misalnya dalam proses belajar. Tidak apa-apa Anda hanya membaca 15 menit di awal-awal memulai ingin menjadi pembaca. Syaratnya adalah, lakukan secara rutin dan perlahan-lahan tingkatkan kadarnya. Setelah seminggu, tingkatkan menjadi 20 menit, lalu menjadi 30 menit di minggu keempat, begitu seterusnya.
Sesuaikan dengan kadar kemampuan Anda, juga rasakan ketika tubuh Anda siap untuk menerima "beban" yang lebih tinggi. Seperti Milo, yang memulai dari anak sapi, sampai akhirnya bisa mengangkat seekor banteng. Ia tidak tiba-tiba menjadi sekuat itu, semua butuh proses bahkan puluhan tahun. Seperti itu yang dilakukan para juara.
This post have 0 komentar