Anak lesu dan pucat ciri-ciri terkena anemia defisiensi besi |
pojokreview.com - Era pandemi penyakit berbahaya seperti saat ini tentunya membuat orang tua harus lebih menjaga kesehatan dan imunitas anak-anak. Namun, ternyata ada gangguan kesehatan yang disebut Anemia Defisiensi Besi (sering disebut ADB) yang kerap menghantui kekebalan tubuh anak-anak. Pertanyaannya, apa itu Anemia Defisiensi Besi?
Biasanya, di berbagai situs kesehatan disebutkan bahwa orang yang paling sering terjangkit anemia defisiensi besi adalah ibu hamil. Namun ternyata, anak-anak juga sangat berisiko terkena penyakit kurangnya zat besi di dalam tubuh ini.
Ada banyak penyebabnya, tapi yang paling sering ditemukan adalah karena anak-anak tersebut sudah mengonsumsi susu sapi (atau kambing) sejak usianya di bawah 1 tahun. Hal itu berarti anak-anak kekurangan konsumsi ASI yang kaya akan zat besi.
Padahal, sistem saraf serta sistem kekebalan tubuh sangat berpengaruh siginifikan perkembangannya dengan zat besi ini. Itulah alasan utama kenapa kekurangan zat besi, atau kurangnya penyerapan zat besi yang dilakukan oleh tubuh anak bisa membuat anak akan sulit berpikir, juga rentan terkena penyakit menular.
Anak-anak yang lebih sering mengonsumsi susu murni lebih dari batas yang dianjurkan dalam sehari juga sangat berisiko terkena anemia defisiensi besi ini. Untuk mengingatkan, anak yang berusia di bawah 5 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi susu di atas 700 ml dalam satu hari. Selain itu, susu yang diberikan juga harus dipertimbangkan dengan baik.
Anak yang terlalu kurus karena kurang asupan zat besi dari makanan, juga anak yang terlalu gemuk (obesitas) juga berpotensi terkena anemia defisiensi besi. Hasilnya, anak mudah capek baik karena bergerak maupun karena belajar sesuatu.
Bila dibiarkan lebih lama, maka anak-anak akan muncul masalah lain yang lebih berat. Mulai dari nafasnya yang tersengal-sengal, juga kehilangan nafsu makan, sering lemas dan masalah lain di perilakunya.
Sekilas Tentang Zat Besi
Sekilas tentang zat besi, bisa dikatakan zat besi adalah nutrisi yang sangat penting dan juga sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Apalagi untuk tubuh anak-anak. Karena itulah, suplemen zat besi ada banyak tersedia di sekitar kita agar kita mampu memenuhi kebutuhan zat besi harian.
Zat besi yang paling utama bekerja mengantarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh manusia. Karena itu, kurang zat besi akan menjadikan tubuh kekurangan oksigen. Apa yang terjadi ketika tubuh kekurangan oksigen? Yah, sebagaimana kendaraan yang kekurangan bahan bakar. Semuanya akan menjadi macet, mulai dari produksi darah, berpikir sampai kekebalan tubuh semua akan menjadi melemah.
Tidak hanya itu, mulai dari kulit, sel-sel tubuh, rambut, tulang, kuku dan sebagainya akan sangat berpengaruh kesehatannya dengan besi. Kurang zat besi, maka akan tampak pengaruhnya pada tubuh kita baik di bagian luar maupun bagian dalam.
Maka kondisi tubuh kita yang kekurangan zat besi, baik asupan maupun penyerapan inilah yang akan menyebabkan kondisi anemia defisiensi besi. Bahkan bila terjadi pada orang dewasa, seperti remaja putri dan ibu hamil yang paling berisiko terkena penyakit ini, dampaknya bisa sangat berbahaya. Apalagi bila anak-anak yang menderita penyakit ini. Bisa berdampak buruk pada pertumbuhannya, juga kemampuan berpikirnya sampai dewasa!
Solusi Memutus Rantai Anemia Defisiensi Besi pada Anak
Sebenarnya, anemia ini mudah diobati asalkan tidak terlambat dan penanganannya tepat. Karena, kalau dibiarkan terlalu lama, maka anak bisa saja terkena penyakit lain yang justru lebih berbahaya. Sebab, anemia defisiensi zat besi ini akan sangat berdampak pada sistem imunitas. Bukankah pandemi Covid-19 seperti saat ini akan sangat berbahaya bagi mereka yang imunitasnya lemah?
Pertama, pastikan anak dipenuhi makanan yang mengandung zat besi dan vitamin C. Kenapa vitamin C? Yah, karena vitamin C akan sangat baik mendukung penyerapan zat besi di tubuh anak. Jadinya, bisa menghindari kemungkinan terkena anemia defisiensi besi tersebut.
Selanjutnya, pastikan anak tidak mengonsumsi susu murni berlebihan. Susu pertumbuhan yang dikonsumsi anak per harinya tidak melebihi batas 710 ml atau 2 gelas per hari.
Untuk hasil lebih baik, Anda bisa mencoba memberikan suplemen zat besi dan vitamin C untuk anak Anda, agar kondisi anemia defisiensi besi bisa terhindari. Beberapa produk early life nutrition (nutrisi awal kehidupan) yang PojokReview rekomendasikan misalnya produk dari Danone Indonesia mulai dari susu pertumbuhan hingga nutrisi medis.
Terpenting, jangan sampai anak terlambat atau malah tidak makan. Sebab, sebagian besar penyebab terjadinya anemia defisiensi besi adalah karena anak susah makan atau sering terlambat makan. Jadinya, tidak apa-apa menjadi lebih tegas pada anak untuk urusan makan dan penuhi kebutuhan gizi per harinya.
Yuk, mari bersama-sama kita putuskan rantai anemia defisiensi besi di Indonesia.
This post have 0 komentar